Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia, dalam pidatonya pada peringatan HUT Golkar di Sentul, Bogor, mengungkit konvensi partai tahun 2004 yang menentukan capres yang akan diusung. Meski pada saat itu Wiranto yang menang, namun Prabowo Subianto, yang kalah dalam konvensi tersebut, kemudian terpilih sebagai presiden 20 tahun kemudian melalui partainya, Gerindra.
Poin Utama:
-Konvensi Golkar 2004:Diikuti oleh tokoh seperti Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Wiranto, dan Prabowo Subianto, dengan Wiranto sebagai pemenangnya.
-Kehadiran Wiranto dalam Pidato:Meskipun Wiranto memenangkan konvensi, Bahlil menyatakan bahwa saat itu belum ada izin dari Allah untuk menjadi presiden.
-Kepemimpinan Presiden:Bahlil menekankan bahwa dari kasus ini terlihat di Golkar, jabatan Ketua Umum tidak menjamin seseorang akan menjadi presiden.
-Inklusivitas Golkar:Bahlil menilai Golkar sebagai partai inklusif yang menyesuaikan diri dengan perkembangan politik, merujuk pada kesempatan yang diberikan oleh Akbar Tandjung pada konvensi 2004.
-Pemisahan Diri Kader:Pasca konvensi, sejumlah kader Golkar, termasuk Wiranto (Hanura), Prabowo (Gerindra), dan Surya Paloh (NasDem), mendirikan partai politik masing-masing.
Bahlil Lahadalia juga menyebutkan fase di mana sejumlah kader Golkar keluar dari partai untuk mendirikan partai politik lain, termasuk Wiranto yang mendirikan Hanura, Prabowo dengan Gerindra, dan Surya Paloh dengan NasDem.